Senin, 10 September 2012

PERUMPAMAAN PENSIL


PERUMPAMAAN PENSIL  
(Diambil dari buku 'Empowering Words',by : Ida Prastiowati)


Pembuat pensil menyampaikan pesan kepada pensil sesaat sebelum memasukkannya ke dalam kotak.Ada lima hal yang harus kamu ketahui sebelum aku mengirim kamu ke dunia.Selalu ingat pesan ini dan jangan pernah melupakannya.Maka kamu akan menjadi pensil terbaik di dunia.

Pertama,Kamu akan bisa melakukan banyak hal hebat,tapi hanya jikalau kamu membiarkan dirimu dipegang dalam tangan seseorang.
Kedua,Kamu akan merasa sakit setiap kali diraut,tapi kamu memerlukan itu untuk menjadi pensil yang lebih baik.
Ketiga,Kamu akan bisa memperbaiki setiap kesalahan yang kamu lakukan.
Keempat,Bagian yang paling penting dari kamu akan selalu berada di dalam.
Kelima,Pada setiap permukaan dimana kamu digunakan,kamu harus meninggalkan jejak.Apapun kondisinya,kamu harus terus menulis.

Pensil mengerti dan berjanji untuk selalu mengigat pesan itu.Lalu masuk ke dalam kotak dengan tujuan di hati.

Sekarang ganti pensil itu dengan diri kita.Selalu ingat pesan itu dan jangan pernah lupa,dan kita akan menjadi orang yang paling baik.
Pertama, Kita akan bisa mengerjakan banyak hal hebat,tapi hanya jika kita membiarkan diri kita berada dalam tangan Tuhan.Dan membiarkan manusia lain agar mengakses kita untuk banyak anugerah yang kita miliki.
Kedua,kita akan mengalami sakitnya ditajamkan dari waktu ke waktu,dengan melalui berbagai pengalaman,tapi kita memerlukannya untuk menjadi orang yang lebih kuat.
Ketiga,Kita akan dapat mengoreksi setiap kesalahan yang kita buat.
Keempat,Yang paling penting dari diri kita adalah hati dan jiwa,yaitu apa yang selalu ada di dalam.
Kelima,Pada setiap permukaan yang kita lalui,kita harus meninggalkan tanda.Apapun situasinya,kita harus terus mengerjakan kewajiban kita dan terus berkarya.

Mendengarkan Bisikan Jiwa


Mendengarkan Bisikan Jiwa
(diambil dari buku 'Empowering Words' by : Ida Prastiowati)


Suatu hari, seorang eksekutif muda sukses memacu mobil jaguarnya dengan kecepatan tinggi di sebuah jalan. Ia melihat sekelebat bayangan anak di tepi jalan dan mengurangi kecepatan, khawatir si bocah menyeberang tiba-tiba.Tapi tak ada anak yang melintas.Yang terjadi sungguh di luar dugaan.Sebuah bata merah menghantam pintu mobilnya.Ia menghentikan mobil,mengejar beberapa anak dan berhasil menangkap pelakunya.

"Ada apa sebenarnya? Mengapa kamu berbuat seperti itu?" bentaknya kepada si anak."Ini mobil baru dan saya harus mengeluarkan banyak uang untuk memperbaiki pintu mobil ini," lanjutnya."Ampun Pak! Ampun! Saya minta maaf.Saya tak tahu lagi apa yang harus saya lakukan.Saya melempari mobil Bapak karena tak ada mobil yang mau berhenti," kata bocah itu sambil berlinang air mata menunjuk ke tempat parkir.
"Itu adik saya.Dia jatuh dari kursi rodanya dan saya tidak bisa mengangkatnya.Apakah Bapak mau membantu saya mengangkatnya kembali ke kursi roda? Dia terluka dan terlalu berat untuk saya melakukannya sendiri." jelasnya.
Si eksekutif muda terdiam.Lalu mengikuti anak itu dan membantu mengangkat adiknya ke atas kursi roda.
"Terima kasih,Pak! Semoga Tuhan membalas kebaikan Bapak," kata si anak sambil mendorong kursi roda saudaranya dan pulang ke rumah.
Si eksekutif muda lalu berjalan pelan ke mobilnya. Ia tak pernah memperbaiki pintu mobil yang rusak itu untuk mengingatkannya agar jangan berjalan terlalu cepat dalam hidup ini sampai seseorang melemparinya bata untuk menarik perhatiannya.

Hidup ini berbisik kepada jiwa,bicara kepada hati.Kadang,kita tak punya waktu untuk mendengarkan.Sampai hidup melemparkan bata ke kepala kita. Moral cerita ini sangat sederhana. Hanya ada satu hidup, jalani, cintai, dan nikmati. Buat kenangan di setiap saat. Sebarkan cinta,tawa dan harapan.

Senin, 03 September 2012

Meniti Rindu

Teruntuk dua orang yang begitu luar biasa
Ayah dan Ibuku..

Sebait kata, ungkapan hati....

Meniti Rindu
Diriku adalah apa yang aku mau
Sebuah motto yang terpatri dalam jiwaku
Kujalani hariku dengan warna dan cerita
Hingga aku mendapati diri ini disana
Diantara mereka yang begitu mengasihiku
                                 Ketika kubuka jendela pagiku
                                Terlintas senyuman dari mereka yang menyiratkan
                                Kata 'Semangat anakku!'
                                Kuhidup dengan mereka dengan limpah cinta dan kasih sayang
Tapi tiada yang dapat menghentikan waktu, dia terus berjalan
Meninggalkan kenangan akan peristiwa
Berjalan untuk memulai lagi lembaran baru
Untuk menuliskan cerita dan kenangan yang lainnya
Hingga... dia membawaku pada hari itu...
Dengan senyuman dan pelukan hangat dari kedua orang tuaku
Arrgghh,, tiada dapat kubendung air mata ini
Ketika mereka harus rela meninggalkan sejuta kenangan di tanah tercinta
Untukku berlari menuju angan-angan dan cita...
                                Langkah ini terus maju
                               Aku mulai menikmati dan terus menikmati segala rutinitas dan kesibukan
                               Hingga aku terdampar dalam situasi yang menjadikanku bagai titik kecil
                               Diantara bangunan-bangunan besar
Sedalam hati yang merindu kehadiranmu
Ayah...Ibu...
Dapatkah kau tahu waktu-waktu yang kulalui  tanpa dirimu disini
Waktu itu, kala aku letih, gagal, dan hampir terjatuh...
Saat itu wajah kedua orangtuaku terlintas dalam benakku
Andai bisa...
Ingin kurengkuh sejuta rindu
Dan kubawa ke pangkuan ibuku
Ingin kukumpulkan puing-puing angan-angan
Dan kunyatakan di genggaman tangan ayahku
Namun suaranya kembali terngiang di telingaku
'Semangat anakku!'
Aku tahu kau bagaikan kupu-kupu dengan sayap yang hampir patah
Tapi sadarkah kau?
Kau bagian dari diriku
Yang pantang menyerah dan gigih
Bangkit anakku, berjuang dan menangkan...
                                 Kembali kuraih semangatku,, aku bangkit dan memulai lagi
                                 Dengan sejuta harapan dalam sebuah keputusan
                                 'demi keagungan negeriku'
Hari ini aku berdiri dengan toga ini, di hadapan putra-putri bangsa
Kini rindu buat kedua orangtuaku telah mencapai ujungnya
Tiada lagi perlu kutiti, tiada lagi bisa dipendam
Untuk kedua orang yang menggoreskan banyak cerita dalam hidupku...
Hari ini kupandang kedua wajah itu
Wajah yang akan tetap memancarkan semangat
seolah tak peduli waktu dan zaman yang berganti
Padamu Ibu.. untukmu ayahku
Aku siap menjadi seseorang yang berguna bagi negeri ini
Terimakasih ayah.. terima kasih ibu..
Cintamu yang begitu besar,, membentukku menjadi seorang manusia...