Senin, 30 Maret 2015

Romantika


Senandung lagu yang mengalun bagai suara yang bergerak
Mengalir, lebih dalam menuju suatu ruang di hati ini
Tiada perlu melihat, tapi hanya dapat menikmati dengan mata terpejam

Berjalan dan terus mencari
Berusaha namun tiada dapat terhenti
Keegoisan mulai luluh dengan kehangatan yang terasa
Bagaimana mungkin diri sangggup memadamkannya

Semakin aku mencoba, semakin terasa nyata
Semakin aku menjauh, bayangmu terasa dekat..

Dikau sang pujangga hati
Adakah kau rasakan hal yang sama
Saat ini aku tersiksa
Dengan sebuah rasa yang tiada dapat kubendung
Adakah kau mengerti saat air mata menetes
Sebagai cara melawan semuanya...

Wahai matahari dan rembulanku
Bisakah jelaskan arti semua ini
Akankah kudapat berdiri tanpa dirimu disini
Apakah kau mendengar seruan dari dalam jiwa
Untuk sebuah kata yang disebut rindu..

Saat lagu terhenti
Dan mata terbuka
Kutahu kau tetap disana
Kuyakin kau akan kembali
Demi sebuah rasa,
Demi sebuah asa,
Demi sebuah cinta...

Kamu

Kamu memang belum sempurna seperti Pangeran yang sering kugambar dalam anganku..

Kamu bukan sosok pahlawan berjasa yang muncul dalam keadaan sulit sebagaimana seharusnya

Kamu tidak berusaha banyak untuk membangun suatu tempat dariku yang akan kau diami nantinya

Kamu hanyalah pria biasa yang hadir di saat tangan ini tidak ingin menggambar .

Kamu adalah sosok yang bahkan selalu ada namun tak pernah memiliki arti disini

Kamu hanya bergerak dalam arus kehidupanmu...

yang ternyata membawa dirimu kepadaku.